Header Ads

Ketika Perang Opini dan Adu Gagasan Dimenangi oleh Jurnalisme Robot dan Kecerdasan Buatan

FORUM ALUMNI & WALI SANTRI PAA -- Sejak tiga tahun lalu, stasiun televisi dan situs berita Cable News Network (CNN) meluncurkan robot khusus yang memproduksi teks untuk melayani pelanggan mereka, khususnya di Facebook, di seluruh dunia.

Tak cuma itu, di Washington Post, dikenal alat bernama Heliograf. Tahun 2016, lebih dari 500 artikel diproduksi menggunakan alat itu. "Heliograf menciptakan model baru untuk sebuah liputan hiperlokal," ujar seorang direktur di Washington Post, Jeremuy Gilbert.


Begitu pun dengan Associated Press, media ternama ini pun juga telah bekerjasama dengan Automated Insight, yang mampu mengubah data menjadi teks sederhana.

Meski baru terbatas laporan keuangan. Namun berkat ini AP bisa memproduksi 4.400 laporan keuangan dalam waktu cepat. Termasuk juga Los Angeles Times, yang kini telah memanfaatkan robot untuk menulis berita tentang gempa bumi dan pembunuhan.

Diakui pesan teks telah menjadi salah satu medium populer dalam proses interaksi manusia. Di WhatsApp misalnya, setidaknya ada 60 miliar pesan setiap hari selalu berseliweran.

Tak cuma itu, penelitian menunjukkan bahwa setiap hari ada lebih dari empat juta artikel yang masuk dalam sebuah laman, dan lebih dari 215 miliar email terkirim. Jelas ini bukan angka sedikit.

Merujuk dari itulah, muncul ide untuk menyempurnakan teks itu khususnya dalam memproduksi berita atau informasi secara automatis dan bahkan bisa lebih personal atau langsung ke penerima.

Itu jualah yang kini telah dimanfaatkan di sejumlah media ternama di luar negeri. Dengan menempatkan robot untuk memproduksi berita tertentu, pekerjaan mereka menjadi terbantu.

"Kami tidak ingin menggantikan kerja jurnalis. Ini cuma bantuan untuk mempermudah kerja jurnalis," ujar Doron Tal, pendiri Startup Articoolo dikutip dari haaretz. (sumber)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.